Denpasar, suarabali.com – Pandemi COVID-19 menghantam perekonomian Bali. Tak hanya perusahaan besar, yang skala UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) pun lunglai dibuatnya. Itulah yang dialami Yudhan, pemilik usaha kedai kopi dengan brand “Kopi Tungku” di Jalan Tangkuban Perahu, Denpasar.
Yudhan mendirikan usaha Kopi Tungku sebelum pandemi COVID-19 terjadi. Awalnya, omzet usaha ini lumayan bagus, sehingga Yudhan bersama rekannya membuka cabang di Jalan Dewi Sri, Denpasar pada Desember 2019. Hingga Februari 2020, omzet Kopi Tungku masih mengalami grafik naik.

“Nah, pas virus Corona muncul di bulan Maret, pelanggan yang datang langsung drop. Lama-lama usaha Kopi Tungku di Jalan Dewi Sri terpaksa saya tutup, kehabisan modal,” tutur Yudhan kepada fotografer suarabali.com, Moonstar Simanjuntak, Jumat (7/8/2020).
Kini, Yudhan berusaha mempertahankan usaha Kopi Tungku yang berada di Jalan Tangkuban Perahu, Denpasar. Berbagai cara dilakukan Yudhan untuk menyelamatkan usaha ini. Termasuk membayar gaji empat karyawan Kopi Tungku.

“Melihat pandemi COVID-19 ini tidak ada yang tahu kapan berakhir, saya sempat pasrah dan putus asa. Sempat muncul niat untuk menutup usaha Kopi Tungku ini,” ungkap Yudhan.
Namun, semangat Yudhan kembali bergelora setelah menyadari usahanya memiliki pangsa pasar kaum milenial yang suka nongkrong. Apalagi, Kopi Tungku buka sejak sore hingga pukul 12.00 malam. “Biasanya anak muda yang nongkrong ramainya malam hari,” katanya.
Pemerintah daerah memang mengeluarkan regulasi bahwa tempat usaha hanya boleh beroperasi hingga pukul 21.00 WITA selama pandemi COVID-19 terjadi. Kondisi ini membuat Yudhan mengatur strategi efisiensi dengan membuat jadwal kerja karyawannya dua hari masuk dan sehari libur. Dia juga memperpanjang jam buka usahanya dari pukul 9 pagi hingga pukul 9 malam.

Pada tiga pekan pertama, Kopi Tungku ini masih sepi pelanggan. Namun, saat memasuki pekan keempat, ada seorang bule yang mampir untuk menikmati kopi di Kopi Tungku. Pada pekan keenam, Kopi Tungku mulai ramai pelanggan dari kalangan turis asing. Yudhan pun memanfaatkan momen tersebut untuk meng-upgrade menu makanan ke menu breakfast ala Eropa.
Seiring waktu Kopi Tungku mulai ramai pelanggan pada siang hingga malam hari. Yudhan pun mulai bisa bernapas lega, karena mampu membayar gaji karyawanya di tengah situasi sulit seperti saat ini.
Karyawannya juga diminta membantu menjual produk kopi dan jahe fermentasi kemasan botol hasil racikan Yudhan. Sehingga, karyawan mendapat penghasilan tambahan dari hasil pernjualan produk kopi dan jahe kemasan botol tersebut.

Kini kondisi Kopi Tungku mulai stabil. Pelanggannya yang dulu sempat hilang, mulai berdatangan kembali di era new normal. Tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan dengan memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
“Saya sangat bersyukur, karena sudah berani mengambil risiko untuk tetap bertahan di era pandemi COVID-19 ini. Saya mengerahkan segala pikiran, tenaga, bahkan perasaan bahwa tanggung jawab terhadap karyawan harus terpenuhi. Sehingga, di era new normal ini mulai menyiapkan strategi baru lagi agar Kopi Tungku mampu bertahan demi kelangsungan dan upah karyawan,” pungkas Yudhan. (Moonstar Simanjuntak)
Mantap… terus berusaha Mas Yudhan. Kerja keras pasti membuahkan hasil…
Kopi tungku memang Menyajikan Minuman yg Menyehatkan tampilan kekinian di buat oleh anak Negri yg sangat teruji … ayo Cintailah produk dan karya Anak bangsa kalo bukan kita siapa lagi sukses sll Kopi Tungku is the best.
tindr , what is tinder
tinder dating app
tinder date , tinder login
tindr
tinder date , tider
what is tinder