Jakarta, Suarabali.com – Untuk mempercepat penanganan limbah sebelum acara puncak G20 di Bali pada Oktober-November 2022, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mendukung upaya masyarakat mendaur ulang sampah menjadi produk berkualitas tinggi (upcycle)
Sebagai langkah dalam menanganai masalah ini, Kemendagri menginisiasi Pameran yang kemudian didukung 12 kementerian dan lembaga di Bali pada 17–20 April 2022.
Pameran yang mengambil semboyan #GilasSampah, berbagai kelompok masyarakat termasuk seniman memamerkan hasil daur ulang sampah menjadi produk bernilai tinggi, misalnya busana dan kerajinan tangan.
“Aksi #GilasSampah ini memang kami desain sebagai wujud kolaborasi dan inovasi antar semua stakeholder, termasuk komunitas seniman seperti perancang busana berbahan sampah daur ulang,” kata Staf Khusus Mendagri Bidang Politik dan Media Kastorius Sinaga sebagaimana dikutip dari siaran tertulis Pusat Penerangan Kemendagri yang diterima di Jakarta, Rabu.
Kastorius saat ini bertugas sebagai Wakil Ketua Tim Pendampingan Kemendagri untuk Percepatan Sampah di Kawasan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (Sarbagita).
“Teman-teman LSM dan masyarakat melakukan prosesrecycle (daur ulang), rekan-rekan seniman melakukanupcycle sampah atau daur ulang bernilai tinggi lewat rancangan fesyen. Semua kolaborasi ini menjadi bahan untuk meningkatkan kesadaran publik atas manfaat pemilihan dan pemanfaatan sampah secara baik,” kata dia, dikutip Antaranews.com.
Pemerintah menargetkan masalah sampah di Bali harus tuntas sebelum acara puncak G20 di Bali, yang mana pada tahun ini Indonesia bertugas sebagai ketua pertemuan dan tuan rumah.
Dalam acara pameran produk daur ulang sampah yang digelar Kemendagri, seorang desainer Djani Ananta ikut serta dalam upaya mengolah sampah.
“Kami mengolah bahan dari kantong plastik bekas dan potongan kain sisa pabrik garmen untuk dijadikan busana. Kami juga menggunakan potongan botol plastik,” kata Djani pada sela-sela acara sebagaimana dikutip dari siaran yang sama.
Djani menyampaikan busana yang diciptakan merupakan prototipe/produk awal yang belum dijual. Nantinya, ia berencana meluncurkan produknya ke pasar. Wisatawan asing menjadi sasaran utama pembeli baju buatan Djani.
“Beberapa tahun lalu saya sudah memproduksi busana dari limbah. Orang asing banyak yang tertarik,” kata dia. (ant/*)