Denpasar,suarabali.com – Rapat Koordinasi (Rakor) Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Seni se-Indonesia (BKS-PTSI) di Institut Seni Indonesia Denpasar, Bali , Selasa (16/11/21), berhasil merumuskan kerja sama yang konkret terkait kepentingan internal seluruh anggota BKS-PTSI, seperti Program MBKM pertukaran pelajar, kompetisi dan akreditasi internasional program studi.
Rakor juga menghasilkan keputusan tentang Peta Jalan Pemajuan Seni Budaya Berbasis Peran Perguruan Tinggi Seni se-Indonesia.
Rektor ISI Denpasar Prof Dr Wayan Kun Adnyana mengatakan, peta jalan yang dimaksud melingkupi lima strategi pemajuan, yaitu Pengembangan ekonomi kreatif, Pewarisan seni budaya, Aktualisasi ke-Indonesiaan untuk generasi milenial, Aktualisasi seni budaya Nusantara sesuai perkembangan zaman dan Aktualisasi seni budaya Indonesia melalui diplomasi budaya.
Kun Adnyana menjelaskan, lima strategi pada peta jalan yang ditetapkan BKS-PTSI dalam rakor yang berlangsung pada Senin (15/11) itu dirinci ke dalam langkah-langkah optimalisasi peran perguruan tinggi seni di Indonesia sesuai cakupan strategi masing-masing.
Pertama, strategi pengembangan ekonomi kreatif meliputi lingkungan pengembangan, rantai kreatif, pasar dan pengarsipan.
Kedua, pewarisan seni budaya diarusutamakan melalui pendidikan formal pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah, melalui: pengembangan bahan ajar berbasis pengalaman dan pengetahuan seni budaya Nusantara, guru seni budaya memiliki kompetensi seni budaya dan mengarahkan program MBKM PTSI pada satuan pendidikan dasar dan menengah.
Ketiga, aktualisasi ke-Indonesiaan untuk generasi milenial, meliputi pengayaan literasi tentang tradisi, adat, seni budaya, dan kearifan Nusantara, serta penumbuhan ruang-ruang kreatif (creative hub) milenial berbasis kelokalan, lintas wilayah dan lintas kultural.
Selanjutnya strategi keempat, aktualisasi seni budaya Nusantara sesuai dengan perkembangan zaman, meliputi memadukan penyebaran konten seni budaya Nusantara melalui berbagai media/platform digital, serta fasilitasi even apresiasi seni budaya Nusantara yang berkelanjutan.
Sedangkan yang kelima, aktualisasi seni budaya Nusantara melalui diplomasi budaya, yakni dengan melakukan kolaborasi diplomasi budaya antara pelaku seni, seniman, maestro, Perguruan Tinggi Seni dengan kedutaan besar Indonesia di luar negeri,” ujar mantan Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali itu. (*)