Denpasar, suarabali.com – Luasnya samudera dan jarak yang jauh tidak menjadi penghalang bagi pelaku usaha pertanian di Bali untuk mengembangkan pangsa pasarnya hingga ke Eropa. Di tengah badai Covid-19, Karantina Pertanian Denpasar tetap bergerak meningkatkan ekspor komoditas pertanian melalui gerakan tiga kali lipat ekspor yang dicanangkan Badan Karantina Pertanian.
Tidak sia-sia, apa yang dilakukan Kepala Karantina Pertanian Denpasar Terunanegara beserta timnya. Kali ini tembus lagi pasar baru yang sudah lama menjadi target perluasan pasar ekspor. Belanda menjadi negara baru bagi pasar buah segar dari Bali.
Beberapa jenis buah yang tembus pasar buah di Belanda, antara lain rambutan, durian, manggis, dan buah naga. Buah segar Bali nan eksotis mulai menjadi primadona di Belanda, karena bentuknya yang menarik dengan kandungan gizi yang sangat baik untuk menjadi alternatif dalam menjaga imunitas pada masa pandemi ini.
Awal tahun 2021, Bali telah mengekspor buah segar ke Belanda sebanyak 406 kilogram dengan nilai Rp 22,2 juta. Walaupun masih bernilai kecil, tetapi hal ini menjadi sinyal yang luar biasa bagi kebangkitan ekspor buah segar dari Bali pada masa pandemi yang penuh keterbatasan fasilitas, terutama penerbangan langsung ke negara tujuan.
Pendampingan ekspor oleh Karantina Pertanian Denpasar terus dilakukan guna memastikan buah segar yang diekspor telah memenuhi persyaratan karantina dari negara tujuan. Hal ini sangat penting, sehingga ekspor buah segar tetap lancar dan berkesinambungan tanpa adanya notifikasi dari negara tujuan
“Adanya penambahan negara tujuan ekspor yang baru ke Belanda menjadi cambuk semangat bagi sektor pertanian Bali untuk bangkit dan terus berproduksi,” kata Terunanegara saat meninjau langsung sertifikasi ekspor di ruang pelayanan Karantina Denpasar.
“Kita harus optimis, semakin banyak penambahan negara tujuan ekspor semakin terpacu petani untuk meningkatkan produksi,” tambah Terunanegara. (Rls)