• Redaksi
  • Kode Etik
  • Terms of Service
  • Indeks Berita
Minggu, 28 Februari 2021
No Result
View All Result
Suarabali.com
  • Home
  • Nasional
  • Politik
  • Ekonomi
  • Seni & Budaya
  • Teknologi
  • Kuliner
  • Wisata
  • Inspirasi
  • Wake Up
  • Home
  • Nasional
  • Politik
  • Ekonomi
  • Seni & Budaya
  • Teknologi
  • Kuliner
  • Wisata
  • Inspirasi
  • Wake Up
No Result
View All Result
Suarabali.com
No Result
View All Result
Home Berita

Kadis Sosial Bali Cek Kondisi Sepasang Lansia di Gubuk Reot, Ini Hasilnya

Kadis Sosial Bali Cek Kondisi Sepasang Lansia di Gubuk Reot, Ini Hasilnya

Kepala Dinas Sosial Provinsi Bali Dewa Gede Mahendra Putra memberi bantuan kepada sepasang lansia, Dokal dan Ketut Nari, di Banjar Dinas Alasharum, Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan, Buleleng, Selasa (19/2/2019). (Ist)

Buleleng, suarabali.com – Kepala Dinas Sosial Provinsi Bali Dewa Gede Mahendra Putra mengunjungi kediaman sepasang lanjut usia (lansia), Dokal dan Ketut Nari, di Banjar Dinas Alasharum, Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan, Buleleng, Selasa (19/2/2019).

Kunjungan Kepala Dinas Sosial Provinsi Bali ini untuk memastikan kondisi sebenarnya kakek-nenek yang tinggal di gubuk yang tidak layak huni itu.

Sebelumnya, beredar informasi di media sosial bahwa sepasang lansia itu ditelantarkan oleh keluarganya. Namun, informasi itu ternyata tidak benar. Menurut Dewa Mahendra, Dokal dan Nari tinggal di gubuk tersebut atas permintaan mereka sendiri.

“Mereka memang tinggal di gubuk yang jauh dari hunian layak untuk dua orang lansia yang sudah renta dan sakit-sakitan ini. Tapi, semua itu bukan karena ditelantarkan oleh anak, mantu, dan cucunya seperti beredar di media sosial,” ujar Dewa Mahendra.

Dewa Mahendra menjelaskan, sejatinya sang anak yang kesehariannya bekerja di  Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah di  Desa Bengkala, Kubutambahan, Buleleng, ini telah meminta kepada orangtuanya untuk tinggal bersamanya di rumah yang lebih layak. Namun, permintaan itu ditolak oleh orangtuanya. Untuk makan sehari-hari keduanya juga ditanggung oleh sang anak.

“Kakek dan nenek sendiri yang tidak mau merepotkan anak dan menantunya. Menurut kakek dan nenek, mereka lebih nyaman tinggal di gubuk itu karena lebih leluasa dan bebas. Terlebih di gubuk itu mereka setiap hari bisa ngidu (menghangatkan badan di dekat api),” jelas mantan Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali ini. (*)

Aertikel Selanjutnya
Miss Pure International Ikut Perangi Sampah Plastik di Bali

Miss Pure International Ikut Perangi Sampah Plastik di Bali

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recommended

Untuk Pertama Kali, Ilmuwan Ciptakan Kornea Manusia dari 3D Printing

Untuk Pertama Kali, Ilmuwan Ciptakan Kornea Manusia dari 3D Printing

3 tahun lalu
Kementan Lakukan Cara Ini untuk Cegah Virus Flu Babi Tipe Baru

Kementan Lakukan Cara Ini untuk Cegah Virus Flu Babi Tipe Baru

8 bulan lalu

Berita Populer

  • Cok Ace Sebut Bali Akan Buka Pintu untuk Wisatawan Tiongkok

    Cok Ace Sebut Bali Akan Buka Pintu untuk Wisatawan Tiongkok

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ‘Liur Emas’ dari Sumba Terbang ke Surabaya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Si Jagal Papua Jadi Incaran Para Pecinta Burung

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Bunga Pukul Sembilan dan Ragam Khasiatnya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ikut Lomba, 4 Ekor Murai Batu dan 20 Ekor Kacer Terbang ke Surabaya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Terms of Service
  • Indeks Berita

© 2020 Suara Bali Media All Right Reserved.

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Politik
  • Ekonomi
  • Seni & Budaya
  • Teknologi
  • Kuliner
  • Wisata
  • Inspirasi
  • Wake Up

© 2020 Suara Bali Media All Right Reserved.