Nusa Dua, suarabali.com – Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan penyakit zoonosis di Pulau Bali masih menjadi permasalahan yang belum dapat diatasi. Salah satunya penyakit rabies yang sudah terjadi sejak tahun 2008.
Pemprov Bali telah melakukan berbagai upaya, termasuk dengan penerbitan Perda No.15 Tahun 2009 tentang Pengendalian dan Pemberantasan Rabies. Namun, hal itu belum bisa membebaskan Bali dari ancaman rabies.
“Seiring peningkatan populasi anjing yang sangat cepat, saya mengajak masyarakat untuk mengubah perilaku dalam memelihara dan merawat anjing secara baik dan benar untuk tidak meliarkan anjing piaraannya,” kata Koster saat membuka Kongres Asosiasi Dokter Hewan Asia (FAVA) ke-20 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Kamis (1/11/2018).
Koster menambahkan, kebiasaan membuang anjing betina di jalan atau tempat-tempat yang berpotensi menambah populasi anjing liar sangat rentan sebagai penular rabies. Untuk itu, dia berharap pertemuan di BNDCC akan menambah pengetahuan, wawasan serta memberikan dampak positif bagi seluruh masyarakat.
“Kongres ini akan menjadikan momentum bagi seluruh delegasi-delegasi yang hadir dalam memunculkan pemikiran-pemikiran yang cerdas, imajinatif, dan inovatif yang bersifat membangun dan memberikan solusi yang berkualitas dalam mengatasi berbagai permasalahan yang muncul di bidang kedokteran hewan maupun kesehatan masyarakat,” paparnya.
Ketua panitia kongres, Prof. Drh. Bambang Pontjo Priosoeryanto mengatakan Kongres FAVA ke-20 pada 30 Oktober hingga 3 November 2018 dilaksanakan bersamaan dengan sejumlah kegiatan lainnya.
Di antaranya, kegiatan Kongres IVMA ke-28, The 40th FAVA Council Meeting, 15th IVMA International Veterinary Scientific Conference and Animal Health Expo, The 2nd JSPS Core-to-Core Program Tripartite Meeting, The 1st FAVA-AVA Joint Meeting, ASEAN Veterinary Statutory Body Network (AVSBN) Meeting, Meeting of IVMA’s Organizations of Veterinary Specialty and Scientific Interest Groups, Indonesian Animal Hospital Association (ARSHI) Meeting, dan The 16th PIDHI Meeting.
Seluruh kegiatan tersebut melibatkan sekitar 1.000 peserta yang datang dari berbagai negara. Acara pembukaan dihadiri Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Dr. Drh. I Ketut Diarmita, Presiden Asosiasi Dokter Hewan Indonesia (IVMA) Dr. Drh. Heru Setijanto, dan Kepala Dinas Ketahanan Pangan Drh. I Wayan Mardiana, MM. (*)