• Redaksi
  • Kode Etik
  • Terms of Service
  • Indeks Berita
Jumat, 22 Januari 2021
No Result
View All Result
Suarabali.com
  • Home
  • Nasional
  • Politik
  • Ekonomi
  • Seni & Budaya
  • Teknologi
  • Kuliner
  • Wisata
  • Inspirasi
  • Wake Up
  • Home
  • Nasional
  • Politik
  • Ekonomi
  • Seni & Budaya
  • Teknologi
  • Kuliner
  • Wisata
  • Inspirasi
  • Wake Up
No Result
View All Result
Suarabali.com
No Result
View All Result
Home Berita

4 Pesan Penting Satgas Covid-19 Menjelang Pilkada Serentak 9 Desember 2020

Prof.  Wiku Sebut Daerah yang Tak Masuk Zona Merah Bukan Berarti Aman

Juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito. (Ist)

Jakarta, suarabali.com – Satgas Penanganan Covid-19 berharap Pilkada serentak yang akan digelar pada 9 Desember 2020 tidak menjadi ajang penularan baru atau melahirkan klaster baru Covid-19. Untuk itu, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito menyampaikan empat pesan penting untuk pelaksanaan Pilkada pada masa pandemi Covid-19.

“Dalam keadaan pandemi, tentunya pemilihan kepala daerah atau pemilihan umum (pemilu) tidak bisa dilakukan secara normal,” ungkapnya saat memberi keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Graha BNPB, yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (3/12/2020). 

Untuk itu, Satgas Penanganan Covid-19 menyampaikan 4 pesan penting. Pertama, masyarakat sebagai pemilih harus menyadari pentingnya peran kepala daerah untuk membawa masing-masing daerah bangkit dari Covid-19. Pilihlah pemimpin yang menaati aturan-aturan terkait protokol kesehatan saat berkampanye, karena dapat menjadi cerminan tanggung jawab pemimpin kedepannya. 

Karena Pilkada tahun akan menentukan arah ketahanan kesehatan serta pemulihan masing-masing daerah di tengah pandemi. “Saya berharap masyarakat dapat menggunakan hak pilihnya memiliki pemimpin yang bertanggung jawab dan memiliki kapasitas serta komitmen untuk memimpin daerah di tengah masa pandemi,” katanya. 

Kedua, masyarakat diminta selalu mematuhi protokol kesehatan selama gelaran Pilkada 2020 berlangsung. Karena jangan sampai Pilkada ini berkontribusi terhadap peningkatan kasus atau menjadi klaster baru penularan.

“Gelaran Pilkada dapat berlangsung aman apabila semua pihak disiplin protokol kesehatan serta mengikuti aturan yang ditetapkan KPU,” imbuh Wiku. 

Ketiga, kepada para calon pemimpin di daerah, manfaatkanlah sisa dua hari masa kampanye ini dengan baik dan jangan lelah mengampanyekan pentingnya Pilkada yang aman dan bebas Covid-19. “Bersikaplah dengan penuh tanggungjawab dan jangan melakukan kegiatan kampanye yang memicu kerumunan,” tegas Wiku. 

Keempat, kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) di daerah, segera ambil tindakan yang tegas apabila ditemukan calon kepala daerah yang tidak mematuhi protokol kesehatan. Bawaslu diminta berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 daerah untuk segera membubarkan kegiatan kampanye yang menimbulkan kerumunan. 

Lalu, antisipasi mencegah lonjakan kasus Covid-19 sejauh ini sudah dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) menjelang Pilkada. KPU telah merumuskan aturan protokol kesehatan yang wajib dijalankan oleh penyelenggara pemilu. Yaitu melakukan testing kepada petugas yang nanti akan bertugas di tempat pemungutan suara (TPS) dan memastikan petugas pelaksana sehat dan bebas Covid-19. 

Lalu, pada TPS-TPS akan disiapkan tempat cuci tangan dan hand sanitizer. Petugas pemilih juga diwajibkan memakai masker, menjaga jarak dan mengatur kedatangan pemilih sehingga dapat menghindari terjadinya kerumunan. Setiap pemilih sebelum memasuki TPS akan diperiksa suhu tubuhnya guna memastikan kesehatannya. Dan sebelum hari pelaksanaan harus dilakukan simulasi yang diawasi Satgas Covid-19. 

Wiku juga merujuk pada data dari Our World in Data dan penelitian oleh Council of Foreign Relation pada September 2020. Hasil penelitian, beberapa negara yang menyelenggarakan pemilu tidak menunjukkan dampak yang signifikan terhadap kenaikan kasus positif Covid-19. Di antaranya Kroasia, Republik Dominika, Malawi, Maladonia Utara, Korea Selatan serta Trinidad dan Tobago di wilayah kepulauan Karibia. 

Meski demikian, beberapa negara seperti Belarus, Polandia, Serbia, dan Singapura menunjukkan tren peningkatan kasus setelah pemilu. Penyebab yang menjadi faktor lain seperti terjadinya demonstrasi lanjutan paska pemilu di Belarus, adanya pelonggaran aktivitas sosial ekonomi di Singapura, serta ditemukan kasus yang tidak dilaporkan di Serbia setelah pemilu, sehingga terjadi peningkatan setelah proses perbaikan pencatatan dan pelaporan data. (Sir)

Aertikel Selanjutnya
Program CSR, BPD Bali Cabang Singaraja Bantu Penghijauan Tukad di Buleleng

Program CSR, BPD Bali Cabang Singaraja Bantu Penghijauan Tukad di Buleleng

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recommended

Satpol PP akan Tutup Usaha Tahu yang Mencemari Lingkungan

Satpol PP akan Tutup Usaha Tahu yang Mencemari Lingkungan

2 tahun lalu
Soal Galungan, Ini Pesan Pastika Kepada Generasi Muda Hindu Bali

Gubernur Bali Belum Terima Tawaran Jadi ‘Presiden Hindu Dunia’

3 tahun lalu

Berita Populer

  • Komjen Listyo Sigit Temui Sejumlah Mantan Kapolri, Ini Tujuannya

    Komjen Listyo Sigit Temui Sejumlah Mantan Kapolri, Ini Tujuannya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Waspada, Kota Denpasar Tertinggi Penularan Covid-19 di Bali

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Begini Kisah Dokter Muda yang Merawat Pasien Covid-19 di RSDC Wisma Atlet Jakarta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Ini Tiba di Denpasar, Keluarga Sambut Jenazah Pramugari Sriwijaya Air

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Diduga Dibunuh Pacarnya, Wanita Asal Slovakia Ditemukan Tewas di Sanur

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Terms of Service
  • Indeks Berita

© 2020 Suara Bali Media All Right Reserved.

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Politik
  • Ekonomi
  • Seni & Budaya
  • Teknologi
  • Kuliner
  • Wisata
  • Inspirasi
  • Wake Up

© 2020 Suara Bali Media All Right Reserved.